Genz.co.id – Seorang dokter kandungan berinisial MSF ditangkap oleh pihak kepolisian setelah rekaman CCTV yang menunjukkan dugaan pelecehan seksual terhadap pasiennya viral di media sosial. Dalam video berdurasi 53 detik tersebut, terlihat MSF melakukan pemeriksaan USG sambil menyentuh area dada pasien dengan tangan kirinya, tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur medis standar.
Kapolres Garut, AKBP Mochamad Fajar Gemilang, mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut terjadi di Klinik Karya Karsa, Garut. Pihak kepolisian telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini dan membuka posko pengaduan bagi korban lainnya yang mungkin pernah mengalami tindakan serupa dari MSF.
Menanggapi kasus ini, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mendesak agar pelaku segera ditangkap dan diproses hukum. "Saya kan baru posting tadi, bagaimana polisi Garut merespons ini secara cepat, enggak usah penyelidikan, ngapain? Wong di depan mata kelihatan kok. Harusnya segera, bagaimana caranya? Itu yang tahu Polres Garut, penegakkan aturan hukumnya Polres Garut yang tahu," kata Sahroni.
Sementara itu, tokoh masyarakat Dedi Mulyadi meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencabut izin praktik MSF serta perguruan tinggi yang meluluskan MSF untuk mencabut gelar akademiknya sebagai bentuk sanksi moral dan profesional.
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengungkapkan bahwa MSF pernah dilaporkan atas dugaan pelecehan seksual serupa pada tahun 2024. Namun, laporan tersebut tidak terjadi di rumah sakit milik pemerintah dan belum dapat dipastikan apakah korban dalam video viral ini adalah orang yang sama dengan laporan sebelumnya.
Kasus ini memicu kemarahan publik dan mendorong para korban lainnya untuk berbicara. Influencer kesehatan sekaligus dokter, Mirza Mangku Anom, menerima banyak pengakuan dari netizen yang mengaku menjadi korban tindakan tak senonoh dari MSF, termasuk kejadian pada tahun 2023.
Pihak kepolisian terus mendalami kasus ini dan mengumpulkan bukti-bukti kuat untuk memperkuat proses hukum terhadap MSF. Masyarakat diimbau untuk melaporkan jika memiliki informasi atau pernah menjadi korban tindakan serupa.
